Baru Mengenai Penjelasan Blastosis

Posted on

Berikut penjelasan singkat mengenai Blastosis, yang mesti kalian ketahui

Embrio yang telah mencapai tahap blastosis telah memiliki dua bagian yang berbeda, yaitu sel bagian dalam yang akan berkembang menjadi janin, dan sel bagian luar atau trofoblas yang nantinya akan menjadi plasenta. Namun, tidak semua embrio dapat berkembang hingga mencapai tahap blastosis di laboratorium. Kondisi ini tergantung pada kualitas sperma dan sel telur.

Setelah melalui proses kultur blastosis, embrio yang telah matang (multisel) akan dimasukkan kembali ke dalam rahim untuk dapat berkembang. Tahap ini dikenal dengan tahap transfer blastosis embrio.

Indikasi Kultur dan Transfer Blastosis Embrio

Sebagai bagian dari prosedur bayi tabung, kultur dan transfer blastosis embrio dapat dilakukan terhadap pasien wanita yang belum memiliki keturunan selama kurang lebih 2 tahun, atau telah menjalani terapi pengobatan untuk meningkatkan kesuburan namun tidak memberikan hasil. Prosedur ini lebih baik dilakukan pada wanita di bawah usia 40 tahun. Ketidaksuburan

Sebelum Kultur dan Transfer Blastosis Embrio

Pasien akan menjalani pemeriksaan riwayat kesehatan dan dokter akan menjelaskan prosedur yang akan dijalani, serta risiko yang dapat dialami pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik. Setelah melalui tahap pemeriksaan fisik, setiap pasien yang akan menjalani prosedur bayi tabung akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, antara lain:

  • Tes hormon. Tes ini dilakukan dengan mengukur kadar follicle-stimulating hormone (FSH), hormon estrogen, dan hormon anti-Müllerian (AMH) di dalam darah untuk menentukan kuantitas dan kualitas sel telur.
  • Pemeriksaan rongga rahim. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu sonohisterografi dan histeroskopi. Sonohisterografi dilakukan dengan menyuntikkan cairan khusus ke rahim dan dengan bantuan mesin USG akan menghasilkan gambar kondisi rongga rahim. Sementara, histeroskopi dilakukan dengan memasukkan alat endoskopi melalui vagina menuju rahim.
  • Analisis semen. Pasangan atau suami akan menjalani proses analisis dengan sampel sperma di laboratorium untuk menentukan kuantitas dan kualitas sperma.