Simak Mengenai Istilah komunikatif

Posted on

Pada artikel kali ini kang darus akan membahas Istilah komunikatif

Istilah komunikatif

Kalimat merupakan satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat ialah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.

Kalimat komunikatif ialah kalimat yang memenuhi persyaratan:

  • Sesuai dengan kaidah bahasa,
  • Sesuai dengan nalar,
  • Sesuai dengan pesan yang dimaksud oleh pembicara.

Syarat Kalimat Komunikatif

Bila tiga syarat tersebut dipenuhi, maka kalimat yang diucapkan pembicara dapat dikatakan sebagai kalimat yang komunikatif.

Kaidah Bahasa

Kaidah bahasa diartikan sebagai auran/pedoman yang harus dipatuhi oleh seorang pembicara untuk menyampaikan ide kepada lawan bnicaranya. Secara tertulis, kaidah berbahasa biasanya berbentuyk pedoman umum yakni ejaan bahasa Indonesia.

Secara lisan, kaidah yang digunakan pembicara dipengaruhi oleh situasi pembicara. Disini, unsure suprasegmental menjadi sangat penting antara lain intonasi, jeda, tekanan, maupun lafal. Keempat unsure ini merupakan hal penting yang tidak boleh dihilangkan dalam keterampilan berbicara, terutama dalam penggunaan kalimat yang komunikatif.

Penalaran Kalimat

Penalaran merupakan suatu proses berpikir untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Penalaran yang benar menghasilkan kesimpulan yang benar dan penalaran yang salah menghasilkan kesimpulan yang salah pula.

Jenis-Jenis Penalaran

Adapun untuk jenis penalaran yaitu:

Dedukasi

Dilakukan terhadap data “pernyataan” umum kedalam simpulan yang khusus. Panalaran dedukasi dapat dilakukan secara langsung “entimem” dan tidak langsung “silogisme”.

Contoh silogisme:

  • Premis umum: hakim yang baik tidak menerima uang suap.
  • Premis khusus: Ny. Vita hakim yang baik.
  • Simpulan: Ny. Vita tidak menerima uang suap.
  • Contoh entimen: Ny. Fera tidak menerima uang suap karena ia hakim yang baik.
Induksi

Dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa khusus, kemudian dirumuskan sebagai sebuah simpulan yang mencakup semua peristiwa khusus itu. Penalaran induksi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri-ciri tertentu “generalisasi” dan dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama “analogi”.

Contoh generalisasi:

  • Jika dipanaskan, besi memuai
  • Jika dipanaskan, tembaga memuai
  • Jika dipanaskan, emas memuai
  • Jika dipanaskan, semua logam memuai