Apa Perbedaan Antara Hutang Produktif Dan Konsumtif?

Posted on

kangdarus.com – Apa Perbedaan Antara Hutang Produktif Dan Konsumtif?

Banyak orang berpikir bahwa cara terbaik untuk mengelola uang adalah dengan menghindari hutang. Hindari utang sebisa mungkin untuk menenangkan hidup Anda. Anggapan ini tentu tidak salah. Tetapi kita harus ingat bahwa banyak hal yang sulit untuk dibeli, kecuali melalui hutang atau rasa bersalah. Misalnya rumah atau mobil. Dalam terminologi keuangan, utang dibedakan menjadi dua, yaitu utang produktif dan utang konsumtif. Hutang produktif adalah pinjaman untuk memperoleh hal-hal yang dapat meningkatkan nilai kita atau membantu produktivitas kita. Contoh lain adalah utang untuk pembelian dan penyewaan real estat.

Sedangkan hutang konsumtif adalah pinjaman untuk membeli barang-barang yang nilainya akan berkurang atau berkurang. Jenis hutang ini harus dihindari. Ingin mempelajari lebih lanjut tentang perbedaan antara produktivitas dan utang konsumen? Simak penjelasan berikut.

Hutang produktif adalah hutang baik

Utang produktif bekerja seperti pepatah lama, “Anda butuh uang untuk menghasilkan uang.” Jika hutang yang Anda ambil membantu Anda menghasilkan pendapatan dan meningkatkan kekayaan bersih Anda, itu bisa termasuk dalam kategori hutang produktif. Dengan cara ini, Anda dapat mengatakan bahwa hutang produktif adalah hutang yang baik.

Hal penting yang perlu diperhatikan tentang utang produktif adalah peningkatan nilai aset. Setelah utang, aset Anda harus bertambah atau mendukung pertumbuhan bisnis Anda.

Contoh sederhananya adalah ketika Anda membeli properti yang ingin Anda gunakan sebagai kantor. Selain harga real estat yang terus meningkat, kehadiran kantor baru juga mendukung tumbuh suburnya bisnis.

Contoh lainnya adalah hutang untuk membayar uang sekolah. Pada umumnya pendidikan akan memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menempuh jenjang karir. Semakin baik pendidikan kita, semakin besar kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar dengan baik.

Dengan cara ini, utang pendidikan dapat membantu Anda meningkatkan kekayaan, sehingga dapat digolongkan sebagai utang produktif.

Utang konsumen bukan utang baik

Sementara utang produktif membuka peluang untuk meningkatkan kekayaan, utang konsumen akan berperilaku berbeda. Suatu pinjaman dikatakan sebagai hutang kepada konsumen karena nilai suatu barang berkurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa utang konsumen tidak dapat ditagih. Contoh paling sederhana dari hutang konsumen adalah hutang kartu kredit untuk membeli pakaian. Jika Anda mengenakan kemeja untuk bekerja, mungkin masih masuk akal karena mendukung kegiatan peningkatan kapasitas Anda. Tetapi jika pakaian yang Anda beli adalah pakaian eceran, maka bayarlah dengan kartu kredit, yang berarti termasuk utang konsumen.

Cara Buruk Mengurangi Utang Konsumen

Tidak ada yang mau disalahkan oleh konsumen. Apalagi jika Anda harus melunasi hutang ini, Anda harus menghabiskan sebagian besar penghasilan Anda setiap bulannya. Berbeda dengan orang yang memiliki utang produktif, mereka juga memiliki penghasilan untuk melunasi sisa pembayaran utangnya.

Sangat sah untuk menyalahkan konsumen. Membatasi utang konsumen bukan berarti Anda tidak bisa berbelanja dengan kartu kredit. Jadi hitung lagi, apakah belanjaan Anda sudah masuk budget untuk bulan ini?

Apakah utang Anda akan melunasi tidak lebih dari 30 persen dari pendapatan bulanan Anda? Yang perlu Anda ingat adalah untuk selalu melunasi tagihan kartu kredit bulanan Anda agar tidak dikenakan bunga pinjaman.

Sekarang Anda tahu perbedaan antara utang konsumen dan konsolidasi utang. Adalah bijaksana untuk mengambil utang produktif dan utang konsumen dengan menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan. Hanya Anda yang bisa mengukur prioritas pemasukan dan pengeluaran Anda, itu bisa menjadi hal yang produktif.

Terjadinya tanda-tanda peringatan keuangan

Berbicara tentang utang tentunya tidak terlepas dari pengelolaan keuangan. Jika Anda memperhatikan tanda-tanda pengelolaan keuangan sehari-hari berikut ini, berarti Anda berada dalam periode risiko keuangan.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Bayar tagihan selalu telat
  • Jumlah pasti pinjaman belum diketahui
  • Total hutang melewati setiap tahun
  • Kurangnya perencanaan dan penetapan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
  • Selalu gunakan berbagai jenis pinjaman untuk mempertahankan gaya hidup Anda
  • Hutang dianggap uang ekstra, bukan hutang
  • Anda tidak bisa menolak permintaan dari pasangan, anak, dll.
  • Menambah hutang baru untuk melunasi hutang lama (konsolidasi)
  • Pendapatan tidak teratur;
  • Pembelian impulsif dan tidak terencana
  • Tidak ada uang saku atau dana darurat untuk pengeluaran tidak teratur seperti liburan, asuransi, perbaikan properti yang rusak,
  • perawatan rumah, hadiah liburan, biaya pengobatan dan sebagainya.

Jika salah satu dari tanda peringatan di atas muncul dalam situasi keuangan Anda, mintalah nasihat dari seseorang yang berpengalaman untuk membantu Anda mengatasi situasi tersebut. Tidak ada salahnya untuk mencari bantuan seorang profesional atau penasihat keuangan untuk menghentikan kebiasaan utang Anda dan meningkatkan manajemen keuangan Anda.