Pada artikel kali ini kang darus akan membahas tentang Penjelasan, Bunga Sepatu
Kembang sepatu termasuk salah satu tanaman hias favorit di negeri ini. Bukan hanya menghiasi pekarangan rumah, kembang sepatu juga dipilih menjadi tanaman hias dan tanaman pembatas di kompleks perumahan hingga menjadi tanaman penghias ruas jalan tol.
Walau tidak berbau, bunganya yang cantik dan besar menarik perhatian pencinta bunga untuk mengoleksinya. Kembang sepatu bukan hanya beraneka warna bergantung pada kultivar dan hibridanya, mulai dari putih, kuning, oranye, merah muda, merah tua, hingga ungu, namun kecantikannya juga ditampilkan lewat bentuk bunganya yang tunggal (daun mahkota selapis) ataupun yang berbunga ganda (daun mahkota berlapis).
Karena kecantikan penampilannya pula Malaysia memilih bunga asli Asia timur yang banyak ditanam di negara-negara tropis dan subtropis ini sebagai bunga nasional, tepatnya pada tanggal 28 Juli 1960.
Di Okinawa, Jepang, mengutip dari Wikipedia, kembang sepatu digunakan sebagai tanaman pagar. Di bagian selatan Okinawa, tanaman yang disebut gushÅnu hana (bunga kehidupan sesudah mati) ini, banyak ditanam di makam.
Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah dimanfaatkan sebagai bahan pewarna makanan. Di India, kembang sepatu termasuk bunga persembahan yang penting, terutama dikaitkan dengan Dewa Ganesha. Kembang sepatu juga digunakan untuk menyemir sepatu.
Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang dikeringkan juga diolah sebagai minuman teh.
Sidik Raharjo dalam buku Rangkuman Fungsi dan Khasiat Tanaman Obat terbitan Merapi Farma Herba, menyebutkan daun kembang sepatu dimanfaatkan untuk mengobati demam anak, batuk, dan sariawan.
Situs web Plants of a Future menyebutkan daun-daun muda tumbuhan kembang sepatu acap dimanfaatkan sebagai sayuran, seperti halnya sayuran bayam. Selain sebagai tanaman hias, bunga tanaman kembang sepatu juga dapat dikonsumsi langsung atau diolah terlebih dulu, di antaranya menjadi acar. Kembang sepatu juga sejak lama dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami untuk makanan, di antaranya mi.
Kembang sepatu, mengutip dari Wikipedia, dimasukkan ke dalam kategori obat herbal yang memiliki sifat sebagai pendingin, menenangkan, dan melemaskan jaringan yang kejang. Bunganya bersifat afrodisiak, penawar rasa sakit, memperlancar haid, melembabkan, dan bersifat mendinginkan.
Secara tradisional, kembang sepatu dimanfaatkan untuk mengobati nyeri haid, mengobati radang, penyakit kelamin, demam, radang selaput lendir bronkial, batuk, dan untuk mempromosikan pertumbuhan rambut. Infus bunga diberikan dalam bentuk minuman pendingin untuk orang sakit.
Daunnya dimanfaatkan obat cuci perut, pelembab, dan pencahar. Rebusan daunnya digunakan sebagai obat demam. Daun dan bunga yang dihaluskan dimanfaatkan sebagai obat gondok. Demikian pula bunga-bunganya digunakan dalam pengobatan bisul, gondok, demam, dan luka. Akarnya disebutkan dapat dimanfaatkan dalam pengobatan batuk dan pilek, dan pasta dari akar juga digunakan dalam pengobatan penyakit kelamin.
Kembang sepatu juga dimanfaatkan dalam industri kosmetik. Di sebagian wilayah di Tiongkok, cairan yang diambil dari kelopak bunga digunakan sebagai maskara dan semir sepatu. Kembang sepatu juga dimanfaatkan untuk bahan pewarna.
Batang-batang kembang sepatu juga dimanfaatkan untuk diambil seratnya. Di daerah subtropis, serat kembang sepatu yang dapat mencapai 3 meter, dimanfaatkan untuk membuat kain kasar, jaring, dan kertas