Ethereum (ETH) adalah salah satu cryptocurrency terbesar di dunia, sering digunakan dalam ekosistem DeFi, NFT, dan smart contract. Ada beberapa cara untuk mendapatkan Ethereum, termasuk melalui pembelian, staking, dan mining.
Artikel ini akan membahas cara mendapatkan Ethereum serta bagaimana proses penambangan Ethereum berlangsung.
1. Cara Mendapatkan Ethereum (ETH)
a. Membeli Ethereum di Exchange
Cara termudah untuk mendapatkan ETH adalah dengan membelinya melalui platform exchange seperti:
- Binance
- Coinbase
- Kraken
- Indodax (untuk pengguna Indonesia)
- Pintu
Langkah-langkah membeli Ethereum:
- Daftar akun di exchange yang dipilih.
- Deposit dana menggunakan mata uang fiat atau stablecoin (USDT, BUSD).
- Beli Ethereum dengan metode market order atau limit order.
- Simpan ETH di wallet seperti MetaMask, Trust Wallet, atau hardware wallet (Ledger/Trezor).
b. Staking Ethereum
Ethereum kini menggunakan mekanisme Proof of Stake (PoS) setelah transisi dari Proof of Work (PoW) melalui Ethereum 2.0. Dengan staking, pengguna bisa mendapatkan reward ETH tanpa harus melakukan mining.
Cara staking Ethereum:
- Staking langsung di Ethereum: Memerlukan minimal 32 ETH untuk menjadi validator dan menjalankan node sendiri.
- Staking melalui platform: Binance, Lido, Rocket Pool menawarkan staking dengan jumlah lebih kecil.
- Staking di DeFi: Beberapa platform DeFi memungkinkan pengguna untuk staking ETH dengan return yang menarik.
c. Airdrop dan Program Reward
Beberapa proyek kripto membagikan Ethereum melalui airdrop atau program reward untuk pengguna yang berpartisipasi dalam komunitas mereka. Sering kali, ini melibatkan tugas sederhana seperti membagikan informasi di media sosial atau menguji platform baru.
2. Cara Mining Ethereum (Sebelum dan Sesudah PoS)
Sebelumnya, Ethereum menggunakan sistem Proof of Work (PoW), yang memungkinkan penambang mendapatkan ETH sebagai imbalan dengan menggunakan komputer bertenaga tinggi. Namun, setelah Ethereum berpindah ke Proof of Stake (PoS) melalui The Merge pada tahun 2022, mining tradisional sudah tidak lagi tersedia.
Namun, bagi yang masih tertarik dengan mining kripto, berikut adalah alternatifnya:
a. Mining Ethereum Klasik (ETC)
Ethereum Klasik (ETC) masih menggunakan sistem Proof of Work. Para penambang yang dulu menambang ETH kini beralih ke ETC dengan cara yang sama seperti mining Ethereum sebelumnya.
Peralatan yang dibutuhkan:
- GPU (Graphics Processing Unit): NVIDIA RTX 3060, 3070, 3080, AMD RX 5700 XT, dll.
- Mining Software: PhoenixMiner, NBMiner, TeamRedMiner.
- Mining Pool: Ethermine, F2Pool, Nanopool.
- Wallet Ethereum Klasik (ETC): MetaMask atau Trust Wallet.
b. Cloud Mining Ethereum
Jika tidak ingin membeli peralatan sendiri, pengguna bisa menggunakan cloud mining, di mana mereka menyewa daya komputasi dari penyedia layanan mining seperti:
- Genesis Mining
- NiceHash
- Hashflare
Namun, hati-hati terhadap penipuan karena banyak platform cloud mining yang tidak transparan.
c. Alternatif Mining Kripto Lain
Sejak Ethereum tidak bisa ditambang lagi, banyak penambang beralih ke koin lain yang masih menggunakan sistem PoW, seperti:
- Ravencoin (RVN)
- Ergo (ERG)
- Flux (FLUX)
- Bitcoin (BTC) (melalui ASIC miner, bukan GPU)
Kesimpulan
Ethereum tidak lagi bisa ditambang setelah The Merge, tetapi masih bisa didapatkan melalui staking, trading, atau airdrop. Alternatif lain bagi penambang adalah beralih ke Ethereum Classic (ETC) atau koin lain yang masih berbasis Proof of Work.
Bagi yang ingin investasi di Ethereum, cara terbaik adalah dengan membeli di exchange terpercaya dan menyimpannya dengan aman di wallet pribadi.
Semoga artikel ini membantu dalam memahami cara mendapatkan Ethereum! 🚀