Simak Berikut mengenai Perbedaan hikayat dan dongeng

Posted on

Pada artikel kali ini kang darus akan membahas tentang Penjelasan Perbedaan hikayat dan dongeng

Pengertian Hikayat

Hikayat adalah karya sastra klasik yang mengisahkan lengkap tentang kekuatan, kesaktian serta mukjizat. Hikayat ini mempunyai unsur-unsur seperti alur, tema, penokohan, sudut pandang, semua itu merupakan unsur-unsur hikayat. Kesastraan Indonesia sungguh kaya akan berbagai hasil karya yang dapat dibanggakan hingga saat ini. Satu diantaranya adalah hikayat. Hikayat mungkin dikenal sebagai karya sastra lama yang saat ini sudah jarang dijumpai.

Hikayat termasuk bentuk prosa lama yang dulu banyak ditemukan dalam bahasa Melayu yang berisi cerita, sekilas dongeng, atau kisah tentang ketakjuban, keajaiban, maupun kehebatan seseorang atau tokoh utamanya. Jadi, secara singkat hikayat dapat dikatakan sebagai karya sastra serupa dongeng yang disajikan dalam bahasa Melayu dengan bercerita tentang keajaiban kisah.

Tujuan Hikayat

Tujuan untuk mengetahui unsur-unsur hikayat ialah bertujuan untuk mengetahui bahwa kita telah mengerti tentang hikayat tersebut yang kita telah baca dikarenakan kita telah dapat mengisi dari unsur-unsur hikayat tersebut dan unsur-unsur hikayat dapat pula dijadikan sebagai pemebelajaran untuk lebih mudah mengerti tentang hikayat tersebut dengan menentukan unsur-unsur hikayat tersebut seperti yang ada dibawah ini. Untuk dapat mengerti dan memahami apa itu alur, tema dan penokohan, simak ulasan berikut ini.

Jenis – Jenis Hikayat

Hikayat dibedakan menjadi dua jenis kategori yaitu berdasarkan kategori isi dan kategori asalnya. Berdasarkan kategori isi hikayat terbagi menjadi :

  • Epos India
  • Cerita Asal Jawa
  • Cerita Rakyat
  • Sejarah dan Biografi
  • Cerita Islam
  • Cerita Bertingkat

Sedangkan menurut asalnya, hikayat terbagi menjadi empat klasifikasi, yaitu :

  • Pengaruh Jawa
  • Melayu Asli
  • Pengaruh Hindu
  • Pengaruh Persia

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa hikayat dipengaruhi dari beberapa wilayah seperti Arab, Persia, Melayu, India, serta Jawa. Beberapa contoh hikayat yang sangat dikenal dan melegenda hingga saat ini seperti Seribu Satu Malam, Sri Rama, Panji Semirang, Hang Tuah, dan sebagainya.

Ciri – Ciri Hikayat

Jika dilihat dari struktur kebahasaan, penulisan hikayat memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain sebagai berikut :

  • Anonim, pengarangnya tidak diketahui
  • Statis, tidak mengandung banyak perubahan, tetap
  • Istana sentris, atau berlatar belakang cerita kerajaan
  • Kolektif dan komunal, milik bersama
  • Tradisional, biasanya mengandung tradisi serta budaya dari wilayah tertentu
  • Memakai pengulangan bahasa
  • Bersifat edukasi, mendidik benar
  • Seringkali menceritakan kisah antara kebaikan yang menang melawan keburukan
  • Khayalan

 

Ciri-Ciri Dongeng

Dongeng memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan jenis karya sastra lainnya. Adapun ciri-ciri dongeng adalah sebagai berikut:

  • Cerita dalam dongeng memiliki alur yang sangat sederhana.
  • Cerita dongeng biasanya singkat dan bergerak cepat.
  • Karakter tokoh dalam cerita dongeng biasanya tidak disampaikan secara rinci.
  • Dongeng biasanya disampaikan secara lisan sebagai hiburan atau cerita pengantar tidur.
  • Pada umumnya dongeng mengandung pesan moral kepada pendengar/ pembacanya.

Unsur Intrinsik Dalam Dongeng

Dalam setiap cerita dongeng mengandung unsur-unsur intrinsik yang saling melengkapi satu sama lainnya. Adapun unsur-unsur intrinsik dongeng adalah sebagai berikut:

  1. Tema; yaitu gagasan atau ide utama yang mendasari suatu dongeng. Terdapat dua jenis tema yang ada dalam sebuah cerita, yaitu tema tersurat dan tema tersirat.
  2. Latar; yaitu keterangan mengenai ruang, waktu, dan suasana pada saat terjadinya peristiwa dalam sebuah karya sastra.
  3. Alur; yaitu urutan peristiwa dalam sebuah dongen yang saling berhubungan berdasarkan hubungan sebab-akibat. Pemahaman alur akan memudahkan kita memahami peristiwa dalam sebuah cerita.
  4. Tokoh; yaitu para pelaku di dalam dongeng yang mengalami berbagai peristiwa pada cerita.
  5. Penokohan; yaitu cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan watak-wataknya dalam cerita dongeng, baik itu karakter, sifat, dan kondisi fisik para tokoh.
  6. Sudut Pandang; yaitu cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita dongeng atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya.
  7. Majas yaituu gaya bahasa yang digunakan dalam dongeng dengan tujuan untuk memberikan efek-efek tertentu sehingga membuat cerita dongeng menjadi lebih hidup.
  8. Amanat; yaitu pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis cerita dongeng kepada pembaca.

Jenis-Jenis Dongeng

Ada beberapa jenis dongeng yang dapat dikenali berdasarkan ciri khasnya isi ceritanya masing-masing. Adapaun beberapa jenis dongeng adalah sebagai berikut:

  1. Mite; mite atau mitos adalah jenis dongeng yang menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan mahluk halus, seperti jin, setan, atau dewa-dewi. Beberapa contoh mitos: Nyi Roro Kidul, Joko Tarub, Laweyan, dan lain-lain.
  2. Sage; yaitu jenis dongeng yang ceritanya mengisahkan sejarah tokoh tertentu yang memiliki keberanian, kepahlawanan, kesaktian, kebaikan. Contoh sage: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, dan lainnnya.
  3. Fabel; yaitu jenis dongeng yang menceritakan mengenai kehidupan hewan dimana hewan-hewan tersebut dapat berperilaku seperti manusia. Contoh fabel; Kancil dan Buaya, Semut dan Belalang, dan lain-lain.
  4. Legenda; yaitu jenis dongeng yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral. Contoh legenda: Lutung Kasarung, Danau Toba, Batu Menangis, dan lain-lain.
  5. Parabel: yaitu jenis dongeng yang ceritanya mengandung nilai-nilai pendidikan, baik pendidikan moral, agama, atau pendidikan lainnya yang disampaikan secara tersirat. Contoh parabel: Malinkundang.