Pada artikel kali ini kang darus akan membahas Istilah Hujan Buatan
Istilah Hujan buatan
Hujan buatan merupakan salah satu dari jenis – jenis hujan yang dibuat oleh manusia. Hujan buatan ini dapat dibuat oleh manusia dengan cara menaburkan bahan kimia yang disebut dengan Argentium lodida ke dalam awan yang berfungsi untuk mempercepat pembentukan awan sehingga dapat terjadi hujan. Awan yang diperlukan untuk melakukan proses hujan buatan adalah awan dengan jenis Cumulus yang aktif.
Hujan buatan pada dasarnya adalah bukan membuat hujan dalam arti sebenarnya, melainkan membuat percepatan pada proses fisika yang terjadi di awan untuk membuat hujan. Jadi syarat utama dalam membuat hujan buatan adalah adanya awan yang sudah terbentuk secara alami yang memiliki kandungan jenis – jenis air yang cukup yang nantinya akan dipakai sebagai calon awan pembuat hujan buatan. Selain awan, diperlukan juga kecepatan angin yang rendah (baca juga: proses terjadinya angin), serta kondisi cuaca yang mendukung.
Proses Terjadinya Hujan Buatan
Proses Terjadinya Hujan Buatan ini terdiri dari beberapa tahapan.
Tahapan–tahapan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Hujan buatan dapat terjadi dengan menaburkan bahan – bahan kimia untuk mempengaruhi terjadinya awan yang disebut dengan zat glasiogenik, yaitu Argentium Iodida atau Perak Iodida.
Penaburan bahan – bahan kimia tersebut dilakukan pada ketinggian diantara 4000 hingga 7000 kaki dengan memperhitungkan faktor – faktor seperti arah angin dan kecepatan angin yang akan membawa awan ke wilayah tempat terjadinya hujan buatan.
Penaburan bahan – bahan kimia ini juga harus dilakukan mulai pada saat pagi hari sekitar pukul 07.00 pagi, menimbang proses terjadinya awan yang terbentuk secara alami adalah pada saat pagi hari.
Selain bahan kimia berupa zat glasiogenik, ditaburkan pula zat kimia berupa zat higroskopis yang merupakan bahan kimia untuk menggabungkan butir – butir air di awan. Zat higroskopis tersebut berupa garam (NaCl), CaCl2 dan Urea. Zat tersebut yang digunakan dalam melakukan proses hujan buatan ini adalah yang berbentuk bubuk dengn diameter butiran antara 10 – 50 mikron.
Bahan – bahan kimia tersebut ditaburkan ke awan yang ada di langit dengan menggunakan pesawat terbang, kecuali Urea.
Setelah ditaburkan, bahan – bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan tersebut untuk berkondensasi sehingga membentuk awan yang lebih besar dan mempercepat proses terjadinya hujan.
Beberapa jam setelah menaburkan bahan – bahan kimia yang mempengaruhi awan untuk berkondensasi tersebut, barulah bubuk urea ditaburkan. Bubuk Urea ini fungsinya sama, yaitu untuk membantu awan membentuk dan menggabungkan kelompok – kelompok awan kecil untuk membentuk jenis – jenis awan yang lebih besar dan berwarna abu – abu. Awan besar berwarna abu – abu inilah yang dinamakan dengan awan hujan.
Urea ini ditaburkan pada sekitar pukul 12.00 siang, menimbang bahwa pada saat tersebut sudah banyak kelompok – kelompok kecil awan yang terbentuk.
Setelah awan hujan terbentuk, larutan bahan kimia ditaburkan kembali ke awan tersebut. tetapi kali ini berbentuk larutan. Larutan bahan – bahan kimia tersebut memiliki komposisi air, urea dan amonium nitrat dengan perbandingan 4:3:1. Larutan ini berfungsi untuk mendorong awan hujan untuk membentuk butir – butir air yang lebih besar karena butir – butir air yang besarlah yang dapat menimbulkan hujan pada awan hujan.
Alternatif lain dalam menaburkan bahan kimia pembuat hujan tersebut selain menggunakan pesawat adalah dengan Ground Base Generator yang menaburkan bahan kimia dengan cara mengemas bahan – bahan kimia yang akan ditaburkan dalam bentuk flare yang dibakar diatas menara pada suatu ketinggian tertentu.