Literasi dan Numerasi Pengertian, Perbedaan dan Prinsip Penerapannya

Posted on

kangdarus.com – Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengikuti perkembangan zaman menuntut dunia pendidikan memiliki wajah baru agar dapat menyeimbangkan dengan perkembangan zaman yang kini sudah mencapai abad ke 20. Salah satu program pemerintah dalam meronavasi program pendidikan agar bersejajar dengan perkembangan zaman yaitu melaului penerapan program GLN (Gerakan Litersi Numerasi).

Dalam program GLN dikenal dengan istilah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang merupakan wujud penilaian yang di gunakan dalam mengukur keterampilan minimum yang di miliki oleh siswa. Literasi membaca dan literasi numerasi merupakan komponen penting yang terdapat dalam AKM tersebut. Melalui AKM diharapkan dapat memberikan pengaruh kuat terhadap pembelajaran yang inovatif yang berorientasi pada pemikiran dibandingkan hafalan.

Dibentuknya program AKM salah satunya sebagai pengganti Ujian Nasional (UN yang memiliki kualifikasi minimal kemampuan berdiskusi dengan bahasa (literasi), kemampuan berdiskusi dengan matematik (numerasi), serta peningkatan pembentukan kepribadian.

Mengingat pentingnya pemahaman mengenai literasi numerasi maka di bawah ini akan membahas mengenai literasi dan numerasi pengertian, perbedaan dan prinsip penerapannya.

Literasi dan Numerasi Pengertian, Perbedaan dan Prinsip Penerapannya

A. Pentingnya Literasi Numerasi

Literasi numerasi merupakan implementasi ndari program pemerintah dalam menerapkan konsep pendidikan yang berorientasi pada budi pekerti yang dilakukan melalui kegiatan harian baik berupa kurikuler maupun non kurikuler. Penumbuhan budi pekerti ini dilakukan melalui pembudayaan dengan mengajarkan, membiasakan, melatih untuk konsisten, menjadi karakter, serta menjadi budaya. Budaya inilah yang dinamakan dengan literasi.

Menurut Ibrahim (2017:5) menyatakan terdapat enam literasi dasar yang telah disepakati oleh World Economic Forum diantaranya yaitu litersi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial serta literasi budaya dan kewargaan. Dengan demikian literasi merupakan potensi dasar yang harus dimilki setiap individu dalam menghadapi perkembangan zaman abad ke 20 ini termasuk literasi numerasi.

Mengingat pentingnya literasi numerasi dalam kehidupan maka melalui sarana pendidikan dengan dilibatkannya program literasi numerasi pada proses pembelajaran maka akan akan membantu Negara Indonesia dalam mempersiapkan generasi yang cakap dengan literasi numerasi.

 

B. Pengertian Literasi Numerasi

UNESCO menyampaikan bahwa numerasi berpotensi menjadi salah satu penentu dalam kemajuan bangsa. Seorang ilmuwan, Han (2017:3) menyebutkan bahwa literasi numerasi mempunyai pengetahuan dan kecakapan diantaranya menggunakan angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dalam memecahkan masalah sehari-hari, menelaah informasi yang ditampilkan untuk mengambil keputusan. Sedangkan Traffer’s (dalam Sari, 2015:715) berpendapat numerasi adalah kecakapan mengelola bilangan dan data serta mengevaluasi pernyataan yang melibatkan mental dan perkiraan sesuai masalah dan kenyataan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka literasi numerasi merupakan kemampuan dalam menggunakan berbagai macam angka dan symbol yang berhubungan dengan pengetahuan matematika dasar dalam upaya menyelesaikan maslah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari hari. Selain itu kecakapan literasi numerasi bermanfaat dalam menganalisis informasi yang disajikan dalam macam-macam bentuk seperti tabel, grafik, bagan dan lain-lain. Kecakapan literasi numerasi juga dapat berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan berdasarkan interpretasi hasil analisis tehadap suatu masalah.

Dengan demikian, singkatnya literasi numerasi dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, di rumah, pekerjaan, serta partisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Karena melalui kecakapan literasi numerasi yang baik akan melindungi masyarakat dari ancaman pengangguran, pendapatan yang rendah, dan kesehatan yang buruk.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentunya kegiatan manusia tidak terlepas dari aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan, seperti belanja, liburan bahkan kebutuhan dalam interaksi pinjam meminjam. Semuanya membutuhkan kecakapan literasi numerasi agar konsep kehidupan yang dijalankan berjalan dengan baik, manusia bisa mengatur semua aspek-aspek kehidupan dengan memperhitungkan segala sesuatunya.

Sedangkan dalam kehidupan bernegara, biasanya informasi mengenai ekonomi dan politik harus selalu kita ketahui dan tidak dapat di hindari. Seluruh informasi tersebut pada umumnya di sajikan dalam bentuk numerik atau grafik. Supaya kita tidak menjadi warga negara yang hanya bisa pasif tanpa melakukan kritis terhadap suatu inormasi yang mungkin tidak sesuai maka kita perlu penguasaan terhadap pemahaman literasi numerasi untuk membuat keputusan yang tepat.

 

C. Prinsip-prinsip Literasi Numerasi

Dalam penerapan literasi numerasi setidaknya harus berdasarkan pada tiga prinsip dasar, diantaranya sebagai berikut.
1. Bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan sebagainya;
2. Sejalan dengan cakupan matematika dalam Kurikulum 2013; dan
3. Saling berkaitan serta didukung dengan unsur literasi lainnya.

D. Perbedaan Numerasi dengan Matematika

Numerasi dan kompetensi matematikan berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, namun terdapat perbedaan diantara keduanya yaitu dalam aspek praktisasi pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam kehidupan nyata.

Penguasaan materi matematika belum tentu menguasai terhadap kemampuan numerasi, dikarenakan numerasi meliputi keterampilan mengimplementasikakn konsep dan kaidah matematika dalam kondisi nyata kehidupan sehari-hari yang diterapkan ketika menjumpai permasalahan yang tidak terstruktur.

Contoh kompetensi teori dalam matematika, seorang siswa belajar mengenai membagi bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya. Saat pembagian bilangan yang pertama tidak habis, maka akan ada sisa. Maka secara teori matematika hasilnya yaitu hasil bagi yang ditulis dengan sisa, atau diberlakukan sistem pembulatan. Sistem pembulatan ke bawah apabila nilai desimalnya lebih kecil dari pada lima, kemudian sistem pembulatan ke atas apabila nilai decimal lebih besar daripada 5.

Sementara dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aktivitas yang dilakukan kaidah pembulatan tersebut tidak diperlukan, sehingga tidak bisa diterapkan. Maka itulah yang disebut dengan pengetahuan numerasi.

Sebagai contoh dalam kelas terdapat 40 orang siswa, kemudian guru ingin membagi menjadi 3 kelompok pementasan drama. Jika digunakan kaidah matematis maka dalam satu kelompok terdapat 13,3333333 orang, namun hal itu tidak mungkin dilakukan, jika dibulatkan menjadi 13 orang dalam satu kelompok maka akan tersiswa 1 siswa yang tidak mendapatkan kelompok belajar. Dengan demikian secara bijak guru dapat ditemukan penyelesaian jumlah kelompok yang di tambah menjadi 4 kelompok atau 1 siswa tersebut masuk ke dalam salah satu kelompok, sehingga ada 1 kelompok yang memiliki anggota 14 orang.

Penutup

Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita ketahui kecakapan literasi secara umum serta kecakapan literasi numerasi secara khusus tidak hanya memiliki pengaruh terhadap individu, namun pengaruh kuat bagi masyarakat dan bangsa serta negara. Melalui kecakapan literasi numerasi dapat memberikan peran serta yang ril terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, sains, teknik dan bidang lainnya maka diharapkan akan meningkatkan daya saing terhadap ketenagakerjaan dan kesejahteraan bagi individu ataupun masyarakat.

Demikian pembahasan mengenai literasi dan numerasi, pengertian, perbedaan dan prinsip penerapannya. Diharapkan melalalui artikel ini dapat membantu pembaca dalam memahami konsep literasi dan numerasi sehingga bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.