Mengidentifikasi Risiko Arus Keluar Modal Di Pasar Saham

Posted on

kangdarus.comkangdarus.com – Mengidentifikasi Risiko Arus Keluar Modal Di Pasar Saham

Pada dasarnya, capital outflow sebagai capital outflow mengacu pada aliran masuk modal yang dimulai dari suatu negara. Jika capital gain ini terus berlanjut, atau yang sering disebut capital flight, ini bisa menjadi pertanda bahaya, terutama bagi investor.

Aliran modal masuk merupakan sumber risiko bagi perekonomian suatu negara. Padahal, aliran masuk modal ini bisa berujung pada devaluasi dan krisis tingkat pembicaraan, hingga berujung pada krisis keuangan, seperti yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, misalnya.

Tentu saja, krisis keuangan ini nantinya tidak hanya akan mempengaruhi stabilitas keuangan negara, tetapi juga dapat merambah ke masalah sosial mulai dari kemiskinan, kekacauan hingga kelaparan. Apakah aliran modal normal?
Infus modal ini sebenarnya adalah sesuatu yang unik di negara ini. Jika suatu negara menganut sistem ekonomi terbuka, ini berarti aliran modal bisa menjadi penstabil rekor yang tak terputus.

Jadi jika suatu negara mengalami kekurangan rekor yang berkelanjutan, modal asing kemudian akan datang untuk memobilisasi aset lokal. Kondisi ini berlaku meskipun negara tersebut mengalami kelebihan transaksi. Sebagai investor, tentunya Anda akan mencari negara dengan return yang sangat bagus. Oleh karena itu, jika terjadi arus modal keluar yang besar, investor juga akan enggan untuk memasukkan dananya ke pasar saham.

Mereka juga bisa menarik modal.

Selain itu, investor dengan arah jangka pendek, investor dengan arah ini seringkali lebih logis dan cenderung terpengaruh oleh arus modal.

Sering disebut wiraswasta. Mereka bereaksi cepat untuk mendapatkan penghasilan pendek. Biasanya siap dengan uang sebelum kecelakaan.

Tentu saja, seperti halnya investor domestik, investor asing akan memperhatikan berbagai variabel yang digunakan untuk menilai kewajaran suatu penanaman modal.

Indikator yang sering digunakan adalah suku bunga, pertumbuhan keuangan, tingkat perdagangan dan ekspansi.

Jika salah satu indikator ini runtuh, akan terjadi arus modal keluar. Peristiwa ini sesuai dengan risiko yang lebih besar di negara tertentu atau investor memiliki pilihan negara yang lebih baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi arus keluar modal

Ada beberapa faktor yang meningkatkan arus masuk modal, antara lain:

Pertumbuhan ekonomi mulai melambat

Risiko arus keluar modal dapat meningkat karena perkembangan mata uang yang lemah, sehingga akan terjadi resesi keuangan, sehingga prospek sektor domestik menurun dan investor asing enggan berinvestasi di saham saat harga turun.

Ada krisis politik

Krisis politik seperti kerusuhan, perang dan kudeta juga dapat membawa ketidakpastian investasi.

Suku bunga domestik rendah
Dengan suku bunga domestik yang rendah tetapi tidak ada perubahan suku bunga asing, hal itu dapat mengurangi daya tarik untuk kembali ke pasar luar negeri.

Terakhir, investor asing akan memilih negara yang menawarkan return lebih tinggi. Utang negara yang tinggi
Dengan masalah kewajiban pemerintah yang tinggi, ini dapat meningkatkan risiko secara default.

Untuk memenuhi kewajiban publik, pemerintah dapat menerapkan langkah-langkah penghematan yang pada akhirnya menghambat perkembangan moneter jangka pendek.

Ini berspekulasi
Misalnya, spekulasi di sini mirip dengan spekulasi di pasar saham. Spekulan dapat mengurangi tingkat perdagangan domestik dalam jangka pendek. Serangan semacam itu dapat menyebabkan kerusuhan dan menyebabkan keruntuhan mata uang. Hal ini diperparah dengan hilangnya kredibilitas negara dalam menengahi masalah tersebut karena cadangan perdagangan luar negeri yang tidak mencukupi.

Dampak pada arus keluar modal

Tentu saja, penyertaan modal juga memiliki pengaruh yang mendasar. Dengan arus masuk modal yang kecil, hal ini wajar bagi perekonomian negara. Namun, dengan arus masuk modal yang sangat besar, hal itu dapat mempengaruhi tingkat penjualan mata uang dan, yang mengejutkan, pasar saham juga.

Ketika modal habis, lebih banyak individu menjual modal domestik dan mengubahnya menjadi mata uang asing. Akibatnya, uang yang terbuang dalam rumah tangga dan peralatan rumah tangga akhirnya menjadi lebih murah.

Begitu juga saham.

Namun pada saat yang sama terjadi penurunan apresiasi harga barang impor dan melemahnya minat impor.

Situasi ini merupakan dampak paling serius dari arus masuk modal. Investor juga harus mempertimbangkan kondisi ini. Jika itu benar-benar berhasil, biaya saham akan turun dengan serius.

Di sini, investor harus segera membaca situasi dan berhati-hati saat mengambil keputusan. Karena jika Anda menebaknya, kami siap menghasilkan banyak uang, seperti yang dilakukan investor veteran Warren Buffet.

Seringkali tandanya adalah orang asing yang telah menjual banyak saham dengan fundamental yang baik. Atau sebaliknya, saham-saham dengan fundamental besar seringkali turun perlahan.

Ini adalah tanda paling sederhana dari pertumbuhan modal.

Saya harap informasi ini membantu Anda. Tetap semangat berinvestasi dan selalu jadi investor yang bijak!