Pengertian Kisi-kisi Soal, Komponen dan Langkah Penyusunannya

Posted on

Pembelajaran merupakan sebuah proses Penyusunan kisi-kisi soal menjadi langkah penting yang harus dilakukan guru sebelum melakukan penulisan soal. Penyusunan kisi-kisi soal menjadi langkah penting yang harus dilakukan guru sebelum melakukan penulisan soal.

Tugas seorang guru pastinya tidak akan lepas dari melakukan evaluasi belajar menggunakan perangkat soal berdasarkan kisi-kisinya.
Betapa pentingnya peranan kisi-kisi dalam proses pembelajaran, dengan demikian di bawah ini merupakan penjelasan mengenai pengertian kisi-kisi soal, komponen dan langkah penyusunannya.

 

A. Pengertian Kisi-kisi Soal

Kisi-kisi soal merupakan sebuah format atau matriks yang memuat kriteria mengenai soal-soal yang dibutuhkan atau yang akan disusun. Kisi-kisi dapat juga dimaknai sebagai test blue-print atau table of specification yaitu gambaran kompetensi serta materi yang hendak diujikan yang memiliki bentuk sebuah tabel berisi tentang rincian materi dan tingkah laku serta imbangan atau proporsi yang dikehendaki oleh penilai.

Setiap kotak diisi dengan bilangan yang mengindikasikan jumlah soal.
Adanya penyusunan kisi-kisi bertujuan untuk menentukan ruang lingkup serta sebagai pedoman dalam menulis soal menjadi sebuah alat evaluasi, biasanya kisi-kisi disusun berdasarkan pada silabus mata pelajaran.

 

B. Syarat Kisi-kisi yang Baik

Dalam penyusunan kisi-kisi soal tidak semerta-merta menyusun soal tanpa pertimbanga, namun kisi-kisi yang baik hendaknya memenuhi beberapa pesyaratan berikut.

• Kisi-kisi hendaknya dapat mewakili isi silabus, kurikulum atau materi yang pernah diajarkan secara tepat serta proporsional.
• Soal-soalnya dapat disusun berdasarkan indikator dan bentuk soal yang ditentukan.
• Terdiri dari komponen-komponen yang terperinci, jelas, sehingga mudah dipahami oleh siswa.
• Indikator materi soal harus jelas serta dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan

Pengertian Kisi-kisi Soal, Komponen dan Langkah Penyusunannya
Pengertian Kisi-kisi Soal, Komponen dan Langkah Penyusunannya

C. Fungsi Kisi-kisi Soal

Adapun fungsi dari penyusunan kisi-kisi saoal diantaranya sebagai berikut.

1. Sebagai pedoman atau referensi dalam penulisan soal yang akan disusun. Pedoman penulisan soal menjadi aspek penting pada saat guru akan memberikan soal kepada siswa, sehingga menjadi acuan bagi guru dalam penulisan soal dengan demikian soal yang dibuat akan tersusun secara terorganisir.

2. Melalui penyusunan kisi-kisi yang baik dan sisitematis maka kan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes, sehingga tes yang diberikan sebagai bahan evaluasi akan menggambarkan keberhasilan yang dicapai oleh siswa.

3. Penulisan kisi-kisi memiliki fungsi untuk menyelaraskan perangkat soal, sehingga hal tersebut akan mempermudah dalam proses evaluasi.

D. Komponen Kisi-kisi

Kisi-kisi merupakan peta distribusi soal berbagai topic atau pokok bahasan sering juga dikenal dengan istilah blue print atau table of specification. Kisi-kisi yang baik serta lengkap mestinya memuat hal-hal yang hendak menjadi petunjuk dalam penyusunan soal.

Dalam sebuah penyususnan kisi-kisi harus memuat komponen-komponen yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan tes.

Adapun komponen kisi-kisi terdiri dari komponen identitas dan komponen matriks, di mana komponen identitas diletakkan di atas komponen matriks.

1. Komponen identitas :

a. Nama sekolah
Nama sekolah atau identitas sekolah menandakan tempat diselenggarakannya pendidikan serta pembelajaran yang hendak dievaluasi proses pembelajarannya.

b. Satuan pendidikan
Satuan pendidikan merupakan tingkat atau jenjang pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan serta akan dievaluasi, yang termasuk satuan pendidikan seperti SD, SMP, SMA / SMK.

c. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam komponen kisi-kisi yaitu mata pelajaran yang hendak disusun kisi-kisi soal serta dievaluasi hasil belajar siswa. Contohnya, mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan sebagainya.

d. Kelas atau semester
Kelas atau semester mengindikasikan level pendidikan yang akan dievaluasi, kelas atau semsester dicantumkan dengan tujuan agar guru mengetahui batasan materi yang hendak jadikan soal evaluasi.

e. Kurikulum acuan
Pendidikan di Indonesia selalu mengalami pembaharuan dari segi kurikulum pembelajaran, maka dalam penyusunan kisi-kisi soal hendaknya dicantumkan penggunaan kurikulum pembelajaran yang dipakai selama proses pembelajaran belangsung. Contohnya, Kurikulum 2013 (Kurtilas).

f. Alokasi waktu
Alokasi waktu dicantumkan sebagai penanda penyediaan waktu dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan alokasi yang ditentukan, maka guru dapat mempertimbangkan tingkat kesulitan soal serta jumlah soal yang akan dibuat guru supaya siswa dapat menyelesaikan semua soal tes dengan waktu yang telah ditentukan.

g. Jumlah soal
Jumlah soal menginformasikan berapa banyak soal yang diselesaikan oleh siswa berdasarkan alokasi waktu yang sudah ditetapkan untuk ujian materi yang bersangkutan. Pada komponen ini guru sudah memperhitungkan penggunaan waktu untuk setiap butir soal.

h. Guru mata pelajaran
Komponen ini menginformasikan identias guru mata pelajaran yang bersangkutan terhadap soal yang diujikan. Hal tersebut cukup penting dalam upaya mengetahui tingkat kelayakan seseorang dalam penyusunan kisi-kisi soal dan bentuk soalnya.

i. Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan yaitu bersifat subjektif tes atau objektif tes. Agar mempermudah guru ketika penyusunan soal, maka guru hendaknya menentukan bentuk tes pada setiap materi pelajaran yang akan diujikan dalam proses evaluasi.

2. Komponen matriks

a. Standar kompetensi
Standar kompetensi menandakan kondisi standar yang hendak dicapai oleh siswa setelah menjalani proses pembelajaran, melalui standar kompetensi maka guru dan siswa bisa mempersiapakan segala yang harus dilaksanakan.

b. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan suatu hal yang semestinya dikuasai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Pada penyusunan kisi-kisi soal komponen ini digunakan dengan tujuan mengevaluasi tingkat pencapaiannya.

c. Materi pelajaran
Materi pelajaran merupakan komponen yang isinya seluruh materi yang akan diberikan untuk proses pembelajaran. Pada penyusunan kisi-kisi soal, komponen ini adalah batasan isi dari materi pelajaran yang akan dijadikan soal.

d. Indikator soal
Indikator soal adalah perkiraan kondisi yang digunakan dalam soal ujian. Indikasi yang bagaimana berdasarkan materi pelajaran yang diterapkan di sekolah.

e. Nomor soal
Nomor soal merupakan urutan soal untuk materi ataupun soal yang dibuat oleh guru. Pada aspek ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, penulisan nomor soal dalam kisi-kisi dengan penyusunan soal tidak selalu berurutan.guru dapat menulis secara acak. Contohnya, standar kompetensi A dan komptensi dasar A1 dapat diletakkan pada nomor 3 begitupun seterusnya, maka tidak selalu standar kompetensi pertama dijadikan kompetensi dasar.

E. Langkah-Langkah Penyusunan Kisi-kisi Soal

Berikut ini merupakan susunan atau rangkaian dalam penyusunan kisi-kisi soal, diantaranya sebagai berikut.

1. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) yaitu rumusan yang telah tercantum dalam kurikullum, KD memuat kompetensi minimal yang menyatakan penguasaan materi siswa setelah mengikuti materi pelajaran tertentu.
Berdasarkan kompetensi dasar, guru melaksanakan pemetaan materi pelajaran kepada siswa sehingga bisa memperoleh kemampuan minimal.

2. Materi
Siswa memahami materi ajar yang lahir berdasarkan pengembangan kompetensi dasar. Guru membutuhkan berbagai sumber dan referensi sebagai dasar melakukan pendalaman dalam upaya untuk memperkaya materi, yang tentunya harus disesuaikan dengan indikator yang akan dibuat.

Guru hendaknya megetahui pemahaman materi siswa yang berkaitan dengan bidang studi lainnya serta kelanjutan dari materi jenjang sebelumnya dan jenjang sesudahnya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Indikator
Indikator ialah sebuah rumusan yang menggunakan kata kerja operasional pada umumnya mengacu pada Taksonomi Bloom yang mengandung perilaku siswa dan yang bisa terukur sesuai dengan uraian materi.

Berikut ini merupakan syarat indikator yang baik yaitu:
a. Berisi ciri-ciri kompetensi dasar yang terukur.
b. Menggunakan kata kerja operasional yang terukur.
c. Memilih materi yang berhubungan dengan bahan ajar.
d. Dapat menyusun soalnya.

4. Soal/Pertanyaan
Soal muncul berdasarkan indikator, apabila tidak sesuai dengan indikator maka soal tersebut dapat menandakan kecacatan soal karena tidak mewakili materi, dengan demikian tidak akan mencapai standar minimal dari kompetensi dasar.

Dalam penyusunan soal. Bentuk pertanyaan yang baik harus memuat unsur berikut.
a. Menyusun pertanyaan berdasarkan indikator.
b. Membuat pilihan jawaban hendaknya homogen dan logis.
c. Masing-masing bentuk pertanyaan harus memiliki satu jawaban yang benar.
d. Merumuskan pokok soal dengan jelas dan tegas.
e. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus berbentuk pernyataan secukupnya saja.

3. Ranah Pengetahuan Pada Kemampuan Berpikir (Level Kognitif)

a. Level/Tingkat 1 (Knowing)
Level 1 terdiri atas level kognitif Taksonomi Bloom yang menjadi gambaran penguasaan kompetensi siswa yaitu sebagai berikut.

1) C1 (mengetahui)
Kata kerja operasional pada indikator soal untuk C1 yaitu, mengingat kembali, membaca, menyebutkan, menyusun daftar, menggaris bawahi, menjodohkan, memilih, menyatakan, serta mendefinisikan.

2) C2 (pemahaman)
Pada level ini yakni tingkat yang lebih tinggi dari ukuran mengetahui. Kata kerja operasional yang dipakai untuk menggambarkan level kognitif pemahaman, misalnya memperkirakan, mengkategorikan, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan, mengklasifikasikan, menerangkan, menggambarkan, dan menginterpretasikan.

b. Level/Tingkat 2 (Playying)
Pada level 2 meliputi satu level kognitif yang wajib dikuasai dan terbentuk pada siswa, yakni menerapkan (C3).
Tingkat kognitif C3 siswa dituntut bisa mengaplikasikan kompetensi yang telah diketahui dan dipahami. Dengan demikian, kata kerja operasional dalam membuat soal dengan level kognitif C3 contohnya, mengimplementasikan, menggunakan, menentukan, memproseskan, menghitung, memperagakan, menghubungkan, membuktikan, menemukan, dan menyesuaikan.

c. Level/Tingkat 3 (Reasoning)
Level tingkat 3 terdiri atas 3 level kognitif dalam Taksonomi Bloom, diantaranya C4 (analisis), C5 (evaluasi), dan C6 (sintesis). Pada level kognitif tingkat 3 sudah termasuk dalam kategori HOTS, sehingga dalam mengerjakan soal-soalnya membutuhkan beberapa tahapan berpikir.

Berikut pembahasan masing-masing level kognitif tersebut.
1) C4 (analisis)
Kata kerja operasional yang digunakan dalam penyusunan soal level kognitif C4, yaitu mengorganisasikan, merinci, menelaah, meneteksi, mengaitkan, membandingkan, menyeleksi, memilih, membagi, dan menguraikan

2. C5 (evaluasi)
Kata kerja operasional yang digunakan dalam pembuatan soal level C5 yakni, membuktikan, mempertahankan, memvalidasi, menilai, memberi saran, mengevaluasi, mengkritik, memberi argumentasi, menafsirkan, dan merekomendasikan.

3. C6 (sintesis)
Kata kerja operasional yang digunakan dalam penyusunan soal pada level kognitif C6, yaitu merencanakan, memproduksi, membangun, merancang, membuat, menciptakan, mendesain, mengabstraksikan, dan mengkombinasikan.

Penutup

Berdasarkan uraian di atas maka kita mengetahui bahwa tugas seorang guru dalam menyiapkan evaluasi pembelajaran melalui proses yang panjang dan kompleks. Pembahasan di atas mengenai pengertian kisi-kisi soal, komponen dan langkah penyusunannya dapat dijadikan wawasan tambahan bagi segenap pembaca terutama bagi seorang guru yang akan melakukan evaluasi pembelajaran.