Sedih! Bocah SD Tasikmalaya meninggal setelah teman memaksanya menyutubuhi kucing

Posted on

kangdarus.com – Sedih! Bocah SD Tasikmalaya meninggal setelah teman memaksanya menyutubuhi kucing

Kisah sedih harus dialami oleh seorang anak sekolah dasar di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Seorang anak dengan PH pertama (11) kehilangan nyawanya karena depresi akibat bullying oleh teman-temannya.

Orang tuanya Ad (41) dan Ti (39), warga Desa Sukaasih di Distrik Singapura, juga turut berduka cita atas meninggalnya putra mereka.

Di toilet berdinding loteng dan sirap, keduanya sedih ketika mereka berbicara tentang pengalaman pahit putra mereka.

Ibu korban, Ti, mengatakan anaknya sering mengeluh sakit tenggorokan dan sering dipukul dengan mainannya. Seorang siswa kelas enam SD di Kabupaten Tasikmalaya, Singapura, juga mengaku dipaksa dan tercatat berhubungan seks dengan kucing.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengatakan peristiwa bullying pertama kali terjadi dan diketahui karena video di media sosial yang viral.

Video tersebut memperlihatkan korban dipaksa oleh beberapa teman yang mencurigakan untuk berhubungan seks dengan seekor kucing.

“Korban diduga bullying, depresi, akhirnya meninggal. Korban dipaksa dan diancam dengan mainannya,” kata Ato Rinanto, Rabu, 20 Juli 2022.

Akibat dibully, anak kedua Ad dan Ti tampak sedih dan enggan keluar rumah.

Bahkan, korban menolak makan atau minum hingga kondisinya memburuk dan dibawa ke rumah sakit.

Sayangnya, nyawa anak SD itu tidak bisa diselamatkan dan dia dinyatakan meninggal.

Kedua orang tua PH masih berduka karena kehilangan anak-anaknya, dan kondisi mentalnya belum stabil. “Kedua orang tua korban belum stabil mentalnya. Untuk itu kami menawarkan bantuan psikologis dan pemulihan sebaik mungkin bantuan dalam proses hukumnya,” kata Ato Rinanto.

Sementara itu, Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Singapura, Aipda Dwi Santoso, mengaku belum menerima laporan atas kejadian tersebut.

Namun, pihaknya langsung turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan pengintaian lebih lanjut.

“Kami belum menerima pemberitahuan apa pun. Namun, anggota kami langsung turun ke lokasi untuk pengerukan,” kata Dwi Santoso. ***